ORMABA 1
Udara
pagi yang segar menjadikan badanku
semakin bugar, menjernihkan fikiranku yang penuh dengan problematika yang sudah
menumpuk, menumbhkan gairah serta semanagat pada diriku untuk melaksanakan
aktiftasku di hari ini. Diawali dengan senyum dan kecerian pada wajahku. Hari
ini Aku akan bernostalgia atau flas back untuk mengingat masa lalaku dalam
menikuti OSPEK di kampus pertamaku yang
dulu.
Karna
hari ini Aku juga akan di OSPEK lagi, mungkin OSPEK disini akan jauh lebih indah menyenangkan, dan bisa
jadi malah sanagat berbeda dengan OSPEK yang telah kualami dulu, dari nama saja
sudah berbeda, disini namanya ORMABA {orentasi mahasiswa baru}, dari jadwal dan
kegiatan yang aku lihat juga berbeda, dan yang paling penting Aku akan di OSPEK
di negri orang.
Kalau
dulu Aku di OSPEK disuruh ini-itu oleh seniorku, samapi-samapi Aku di suruh
memakai papan nama yang terbuat dari kardus yang besar, kemudian makai baju
pitih yang dihiasi dengan dasi hitam dan peci hitam di kepalaku. Dan bahkan
masih banayak lagi, dan yang masih segar dalam ingatanku, aku dan kawan-kawanku
disuruh lari untuk mencari sesuatu, dan pastinya aku harus jadi nomor satu,
jadi yang terdepan dari 457 mahasiswa, dan yang sanagat menjengkelkanya lagi
Aku dan kelompokku disuruh menjadi petugas upacara dengan gaya banci, mau gak
mau mau kita harus patuh dan taat kepada senior kita.
Tapi,
pagi ini Aku yakin bahwa OSPEK atau ORMABA disini akan jauh lebih indah dan
menyenangkan pastinya, karna sudah terlihat dari kegiatan dan jadwalnya, yang
terdiri dari jalan-jalan, ziarah ke makam cicitnya rasul, dan terakhir di
akhiri degan makan bareng di Hadiqoh Al-Azhar {taman Al-Azhar}. Disini kita
dibagi menjadi 20 kelompok, aku sendiri ada di kelompok 17 yang berjumlah 15
orang, dan nama kelompoknya adalah Prima Jasa.
Akhirnya tiba juga di
mahattah/terminal Darrosah, kulihati disekelilingku dan ternyata Bus 80
coret yang ingin kutunggangi belum
datang, kunikmati suasana terminal yang ada, kulihati banyak sekali para
penumpang baik dari ibu-ibu, pabak-bapak, dan yang paling banyak adalah
kalangan mahasiswa, baik yang dari Indonesia, Malaysia, Sudan, Mesir dan
lain-lain. Memang Bus 80 ceret adalah Bus yang paling dinanti-nanti dan
ditunggu-tunggu, karna Bus ini Bus satu-satunya yang berjalan mengarah
ketujuan-tujuan tempat mahasiswa, seperti ke Hay sadis yaitu Pusat kampus,
Sabi’ yaitu tempat kuliah Banat, Hay asir yaitu tempat para mukimin mahasiswa
Indonesia dan mahasiswa Asia. Aku sendiri bertujuan pergi ke Hay asir, karna
Aku dan kelompokku ketemuan disana.
Tiiiiiin-tiiiiiin,
ternyata 80 ceret yang kutunggu tiba juga, Akupun bergegas berlari untuk
berjuang mencari tempat duduk, karna kalau akau lambat sedikit maka Aku akan
didahului oleh mahasiswa yang lain atau oleh penumpang yang lain, “maklumlah
bus langka” bisiku dalam hati, Bus 80 coret yang umurnya sudah ratusan tahun,
sebeb sudah terasa dan terlihat, ketika pertama kali Aku menaikinya, bodinya
yang sudah agak memucat, besinya yang mulia terlihat sedikit kecoklatan, dan
jok kursinya yang berbunyi bila diduduki seperti bunyi ayunan. Tapi jangan
salah 80 coret ini larinya sanagat kencang tidak kalah seperti kuda liar.